Jumat, 21 November 2014

Kasih yang memaafkan

Hosea 2:13-22

Seorang istri memberikan kesaksian. Ketika ia tahu suaminya selingkuh, awalnya ia sangat marah. Namun, karena komitmennya untuk menjaga pernikahan sangat kuat, ia pun belajar menerimanya. Cintanya kepada suami dan anak-anaknya memampuhkannya untuk memaafkan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Alhasil, keutuhan keluarganya dapat dipertahankan sampai sekarang.

Kisah nabi Hosea memberikan pelajaran berharga tentang hal itu. Ketika Gomer, istrinya, berhianat, ia tetap menerimanya dengan baik. Hosea mau kembali berbagi hidup demi kelanggengan pernikahan tersebut. Ia berinisiatif membangun kembali hubungan suami-istri yang telah dirusak oleh perzinaan itu bukan sekadar dengan mempertahankan ikrar pernikahan, melainkan kembali menyatukan dirinya dengan gomer menjadi satu daging. Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional - Hosea dan Gomer sebagai pasangan suami-istri yang sah secara hukum - bertumbuh menjadi personal: Hosea dan Gomer saling mengasihi.

Kisah pernikahan Hosea dan Gomer tidak lain gambaran kasih Tuhan kepada kita. Kita dulu adalah Gomer; ataukah sekarang masih seperti dia? Tuhan dengan api cinta yang menyala-nyala mengejar kita, rindu kita menjadi kekasih-Nya. Apakah kita tetap memilih melacurkan diri? sampai kapan kita mau terus lari?. Ada hubungan yang begitu intim dan mesra yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Mari kita dengarkan Dia dan sambutlah cinta-Nya dalam hidup kita. Tak ada seorang pun yang mencintai kita seperti Dia. - ENO

MEMAAFKAN ADALAH BENTUK CINTA YANG PALING TINGGI DAN PALING INDAH - Robert Muller.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar