Sabtu, 01 Oktober 2011

Makan untuk Hidup

Pagi ini (14 september 2011), saat saya mengantar anak saya kesekolah, sang anak bertanya:

Anak: Pah!, Apakah hidup untuk makan ataukah makan untuk Hidup?.

Papa: Neng!, Bukan hidup untuk makan, melainkan makan untuk hidup dan hidup itu untuk memuliakan Tuhan Allah, dengan cara berbuat baik, seperti; menolong orang, bekerja, bersekolah, membantu orang tua, dll. Termasuk tidak memberi contekan kepada teman.

Mengapa memberi contekan pada teman bukan perbuatan baik? khan membantu teman tsb mengatasi kesulitannya?. Karena, memang kelihatannya menolong teman tsb, padahal tidak, justru menjerumuskan teman tsb, dia jadi malas belajar.

Tapi, mengapa eneng bertanya demikian?


Anak: Karena kemaren disekolah, ibu guru bertanya "Apakah kalian tau, hidup untuk makan ataukah makan untuk hidup?"

Eneng sih dalam hati sudah tau bahwa makan untuk hidup, tapi waktu itu ada teman eneng, dani namanya yang berdiri dan menjawab "hidup untuk makan bu". Kontan saja teman-teman sekelas tertawa semua sambil berseloroh "pantes saja kamu gendut dan!". Ibu gurupun ikut mesem-mesem.

Papa: Nah, sekarang tau nga eneng, kenapa bersekolah atau belajar atau mencari ilmu itu merupakan perbuatan baik?.

Anak: Nga tau pah, mengapa emang pah?.

Papa: Karena dengan bersekolah atau belajar atau mencari ilmu berguna kelak ketikah eneng sudah besar, untuk bisa bekerja memuliakan Nama Tuhan dengan pekerjaan-pekerjaan yang baik.

Jadi dari kecil ngumpulin ilmu untuk kelak digunakan untuk bekerja bagi kemuliaan Nama Tuhan, seperti; mencari uang dengan benar, tidak mencuri ataupun korupsi, tidak menipu, tidak menjambret, dsbnya.

Anak: Kalau gitu, ilmu sama dengan uang yah, pah?. Karena eneng juga suka uang jajannya dikumpulin dan kalau sudah banyak dan bila eneng perlu, bisa digunakan untuk membeli makanan dan kebutuhan sekolah eneng.

Papa: Tidak sama, neng. Ilmu atau hikmat itu lebih dari uang ataupun emas perak. Kalau uang atau emas perak, eneng kumpulin suatu saat akan habis bila dipakai. Tapi kalau ilmu atau hikmat, eneng kumpulin tidak akan habis walaupun dipakai terus menerus, malah akan bertambah, makin dipakai, makin bertambah, makin tau hal-hal yang baru.

Seperti papa sekarang nyervis tv berpuluh-puluh, beratus-ratus maupun beribu-ribu, ilmu nyervis papa tidak akan berkurang malah akan bertambah, yang tadinya kerusakan yang ini tidak bisa, jadi bisa, yang tadinya tidak tau, jadi tau.

Seperti eneng tau, keluarga kita terpelihara oleh Tuhan dengan bekal ilmu nyervis yang papa kumpulin waktu papa kecil, ya khan?. Coba kalau papa waktu kecil tidak belajar ilmu nyervis. begitu keluar dari tempat kerja (di PHK), bagaimana kira-kira?. tentu keluarga kita akan kesulitan, ya khan?.

Walaupun begitu, bagi setiap orang yang bersandar kepada Tuhan, pasti ada jalan keluarnya, walau dengan sedikit kesulitan diawalnya, karena itu, apapun masalah yang akan eneng hadapi kelak dalam hidup eneng, eneng tidak boleh menyerah, dan selalu ingat dan bersandar pada Tuhan, pasti ada jalan keluar. Papa bisa bilang begitu, karena papa sudah mengalami.

Dalam hidup ini tidak selamanya jalannya rata, pasti ada bergelombang atau kerikil, seperti masalah dan rintangan. Tapi bagi kita anak-anak Tuhan, tidak boleh menyerah dan harus selalu ingat dan bersandar pada Tuhan. Tuhan sendiri yang akan menyelesaikan masalah kita. Karena kita berharga dimata Tuhan, Dia Tuhan, karena kasihnya kepada kita, Dia Rela Mati untuk kita, untuk menebus kita dari segala dosa-dosa dan pelangaran kita, supaya kita beroleh Hidup didalam Dia.

Jadi, ilmu atau hikmat itu akan memelihara eneng, karena ilmu atau hikmat itu adalah Terang Allah dan Terang Allah didalam dunia ini adalah Yesus Kristus Tuhan kita, karena itu carilah ilmu atau hikmat itu selagi ada kesempatan.

Karena, akan tiba waktunya, mau sekolah SD, sudah besar, malu, mau kuliah, tidak punya biaya, mesti mencari nafka, dsbnya, dsbnya. Begitupun dalam mencari Tuhan. Orang bersekolah adalah gambaran dalam mencari Tuhan karena Tuhan adalah Hikmat yang sesungguhnya. Akan tiba waktunya, orang mencari Tuhan, tapi tidak akan mendapatkan, karena Terang Allah atau Firman Tuhan atau Yesus Kristus sudah diangkat dari dunia ini.

Bukankah Yesus Kristus sudah diangkat ke sorga, 2000 tahun yang lalu?

Benar!. Tapi 50 hari kemudian Dia mencurahkan Roh Khudus kepada kita anak-anaknya, supaya kita menjadi Tubuh Kristus di dunia ini sampai sekarang ini. Dan kelak saatnya akan tiba Tubuh Kristus yaitu gereja yaitu kita semua anak-anak Tuhan, akan diangkat ke sorga menyongsong Tuhan di awan-awan yang mulia. Saat itulah orang akan mencari Tuhan tapi tidak mendapatkanNya.

Karena itu carilah Tuhan selagi ada kesempatan dan selagi Dia berkenan ditemui.

Tidak terasa susah sampai disekolah.

Back/Kembali

Rehat Sebentar


  1. Back/Kembali
  2. Affiliate Marketing.
  3. Become a successful affiliate
  4. Cakrawala Internet
  5. Cerita-cerita menarik