Rabu, 23 Mei 2012

Bila kamu berbeban Berat

"untuk kalangan sendiri"

Pertama, terimakasih kepada Tuhan Yesus, yang mau menerima kita yg banyak beban dan masalah. Dia mau menerima kita, bahkan menyelesaikan masalah beban kita dan membaliknya menjadi Berkat bagi kita. Terpujilah Tuhan Yesus.

Bila kamu berbeban Berat, datanglah pada Yesus Kristus, sebab Dia berkata :

"Mari kamu yang berbeban berat dan yang letih, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."

Lihatlah ilustrasi dibawah ini :

bebanmu Berat --> ikutkan Kristus dalam masalahmu --> BerKat

maka beban beratmu akan menjadi Berkat.


Terimakasih untuk teman baikku Broer Maxie yg telah memberikan ilustrasi yg begitu gamblang.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus memberkati Broer Maxie dan seluruh seisi rumah/keluarga Broer Maxie.




Other Link:
  1. Kembali ke halaman sebelumnya.
  2. Ke Halaman Utama.
  3. Catatan Seorang Gadis Kecil
  4. Cakrawala Internet (Serba serbi dunia maya)

Sabtu, 01 Oktober 2011

Makan untuk Hidup

Pagi ini (14 september 2011), saat saya mengantar anak saya kesekolah, sang anak bertanya:

Anak: Pah!, Apakah hidup untuk makan ataukah makan untuk Hidup?.

Papa: Neng!, Bukan hidup untuk makan, melainkan makan untuk hidup dan hidup itu untuk memuliakan Tuhan Allah, dengan cara berbuat baik, seperti; menolong orang, bekerja, bersekolah, membantu orang tua, dll. Termasuk tidak memberi contekan kepada teman.

Mengapa memberi contekan pada teman bukan perbuatan baik? khan membantu teman tsb mengatasi kesulitannya?. Karena, memang kelihatannya menolong teman tsb, padahal tidak, justru menjerumuskan teman tsb, dia jadi malas belajar.

Tapi, mengapa eneng bertanya demikian?


Anak: Karena kemaren disekolah, ibu guru bertanya "Apakah kalian tau, hidup untuk makan ataukah makan untuk hidup?"

Eneng sih dalam hati sudah tau bahwa makan untuk hidup, tapi waktu itu ada teman eneng, dani namanya yang berdiri dan menjawab "hidup untuk makan bu". Kontan saja teman-teman sekelas tertawa semua sambil berseloroh "pantes saja kamu gendut dan!". Ibu gurupun ikut mesem-mesem.

Papa: Nah, sekarang tau nga eneng, kenapa bersekolah atau belajar atau mencari ilmu itu merupakan perbuatan baik?.

Anak: Nga tau pah, mengapa emang pah?.

Papa: Karena dengan bersekolah atau belajar atau mencari ilmu berguna kelak ketikah eneng sudah besar, untuk bisa bekerja memuliakan Nama Tuhan dengan pekerjaan-pekerjaan yang baik.

Jadi dari kecil ngumpulin ilmu untuk kelak digunakan untuk bekerja bagi kemuliaan Nama Tuhan, seperti; mencari uang dengan benar, tidak mencuri ataupun korupsi, tidak menipu, tidak menjambret, dsbnya.

Anak: Kalau gitu, ilmu sama dengan uang yah, pah?. Karena eneng juga suka uang jajannya dikumpulin dan kalau sudah banyak dan bila eneng perlu, bisa digunakan untuk membeli makanan dan kebutuhan sekolah eneng.

Papa: Tidak sama, neng. Ilmu atau hikmat itu lebih dari uang ataupun emas perak. Kalau uang atau emas perak, eneng kumpulin suatu saat akan habis bila dipakai. Tapi kalau ilmu atau hikmat, eneng kumpulin tidak akan habis walaupun dipakai terus menerus, malah akan bertambah, makin dipakai, makin bertambah, makin tau hal-hal yang baru.

Seperti papa sekarang nyervis tv berpuluh-puluh, beratus-ratus maupun beribu-ribu, ilmu nyervis papa tidak akan berkurang malah akan bertambah, yang tadinya kerusakan yang ini tidak bisa, jadi bisa, yang tadinya tidak tau, jadi tau.

Seperti eneng tau, keluarga kita terpelihara oleh Tuhan dengan bekal ilmu nyervis yang papa kumpulin waktu papa kecil, ya khan?. Coba kalau papa waktu kecil tidak belajar ilmu nyervis. begitu keluar dari tempat kerja (di PHK), bagaimana kira-kira?. tentu keluarga kita akan kesulitan, ya khan?.

Walaupun begitu, bagi setiap orang yang bersandar kepada Tuhan, pasti ada jalan keluarnya, walau dengan sedikit kesulitan diawalnya, karena itu, apapun masalah yang akan eneng hadapi kelak dalam hidup eneng, eneng tidak boleh menyerah, dan selalu ingat dan bersandar pada Tuhan, pasti ada jalan keluar. Papa bisa bilang begitu, karena papa sudah mengalami.

Dalam hidup ini tidak selamanya jalannya rata, pasti ada bergelombang atau kerikil, seperti masalah dan rintangan. Tapi bagi kita anak-anak Tuhan, tidak boleh menyerah dan harus selalu ingat dan bersandar pada Tuhan. Tuhan sendiri yang akan menyelesaikan masalah kita. Karena kita berharga dimata Tuhan, Dia Tuhan, karena kasihnya kepada kita, Dia Rela Mati untuk kita, untuk menebus kita dari segala dosa-dosa dan pelangaran kita, supaya kita beroleh Hidup didalam Dia.

Jadi, ilmu atau hikmat itu akan memelihara eneng, karena ilmu atau hikmat itu adalah Terang Allah dan Terang Allah didalam dunia ini adalah Yesus Kristus Tuhan kita, karena itu carilah ilmu atau hikmat itu selagi ada kesempatan.

Karena, akan tiba waktunya, mau sekolah SD, sudah besar, malu, mau kuliah, tidak punya biaya, mesti mencari nafka, dsbnya, dsbnya. Begitupun dalam mencari Tuhan. Orang bersekolah adalah gambaran dalam mencari Tuhan karena Tuhan adalah Hikmat yang sesungguhnya. Akan tiba waktunya, orang mencari Tuhan, tapi tidak akan mendapatkan, karena Terang Allah atau Firman Tuhan atau Yesus Kristus sudah diangkat dari dunia ini.

Bukankah Yesus Kristus sudah diangkat ke sorga, 2000 tahun yang lalu?

Benar!. Tapi 50 hari kemudian Dia mencurahkan Roh Khudus kepada kita anak-anaknya, supaya kita menjadi Tubuh Kristus di dunia ini sampai sekarang ini. Dan kelak saatnya akan tiba Tubuh Kristus yaitu gereja yaitu kita semua anak-anak Tuhan, akan diangkat ke sorga menyongsong Tuhan di awan-awan yang mulia. Saat itulah orang akan mencari Tuhan tapi tidak mendapatkanNya.

Karena itu carilah Tuhan selagi ada kesempatan dan selagi Dia berkenan ditemui.

Tidak terasa susah sampai disekolah.

Back/Kembali

Rehat Sebentar


  1. Back/Kembali
  2. Affiliate Marketing.
  3. Become a successful affiliate
  4. Cakrawala Internet
  5. Cerita-cerita menarik

Kamis, 08 September 2011

Firman Terangi Jalanku

FIRMAN TERANGI JALANKU
P’RISAI IMAN DI S’TIAP WAKTU
LINDUNGIKU DARI S’GALA
‘TAK PERNAH KURAGU KAR’NA DIA BERSAMAKU
SETIA MENJAGA DENGAN KUASA MULIA

Reff:

HANYA DI DALAM NAMA-NYA
YESUS DIA SUMBER PENGHARAPAN DI S’PANJANG HIDUPKU
HANYA DI DALAM KUASA-NYA
PASTI TERSEDIA KEMENANGAN BAGIKU S’LAMA-LAMANYA

KEBENARAN YANG BEBASKAN
S’LALU B’RIKANKU KEKUATAN
HADAPI S’GALA TANTANGAN
‘TAK PERNAH KURAGU KAR’NA DIA BERSAMAKU
SETIA MENJAGA DENGAN KUASA MULIA


Bridge:

DALAM NAMA-NYA ADA PENGHARAPAN
DALAM KUASA-NYA KEM’NANGAN


Download Chord Gitarnya klik disini

Komitmen

"untuk kalangan sendiri"

"Tuhan berfirman kepada musa: berbicaralah kepada orang istrael dan katakan kepada mereka: Apabila seorang mengucapkan nazar khusus kepada TUHAN mengenai orang menurut penilaian yang berlaku untuk itu, maka tentang nilai bagi orang laki-laki dari yang berumur duapuluh tahun sampai yang berumur enam puluah tahun, nilai itu harus limapuluh syikal perak, ditimbang menurut syikal kudus”

Ada hal penting yang perlu kita pahami kalau kita mau hidup diberkati Tuhan selama menumpang di dunia ini, yaitu “Komitmen”. Orang boleh rajin melayani, berdoa dan baca alkitab, tetapi jika tidak komitmen hidup dalam kekudusan Allah percuma. Orang bisa saja berbicara tentang injil, tetapi jika orang itu sendiri tidak menjadi pembawa kabar baik juga sia-sia. Kalau kita berbicara tentang injil, maka hidup kita pun juga injil, artinya hidup kita sehari-hari harus diwarnai dengan karakter yang baik, mulut kita tidak ada gosip, tidak ada dusta, tidak ada tipu muslihat terlebih fitnah. Supaya kita tidak disebut sebagai orang yang munafik.

Didalam pasal ini Allah sedang menyatakan perintah-Nya kepada musa tentang “nazar”. Hal ini diatur oleh Tuhan, supaya umat-Nya tidak sembarangan bernazar. Allah mau ditengah-tengah umat-Nya ada keteraturan hidup ibadah, karenanya Allah mengatur dan memberi petunjuk bagaimana bernazar.

Kata “nazar” berasal dari kata “nadar” artinya “janji”, yaitu berjanji kepada Allah. Misalnya jika doanya dikabulkan, maka ia akan mempersembahkan rumahnya atau ladangnya. Perhatikan nats berikut ini:

“Apabila seorang menguduskan rumahnya sebagai persembahan kudus bagi Tuhan, maka imam harus menetapkan nilainya menurut baik atau buruknya, dan seperti nilai yang ditetapkan imam demikianlah harus dipegang teguh”(Imamat 27:14).

Nah, komitmen untuk mempersembahkan rumah atau ladang inilah yang disebut sedang bernazar. Jadi pada pronsipnya bernazar itu membangun suatu komitmen kepada Allah. Sama seperti ketika Allah menyatakan perjanjian-Nya kepada umat-Nya itu artinya Allah komitmen kepada kita, yaitu komitmen memberkati, komitmen melindungi, komitmen mencukupi, komitmen menyertai, dan komitmen membawa kita ketanah perjanjian yaitu yerusalem baru.

Allah mau dengan perjanjian yang ditetapkan-Nya kita membangun suatu komitmen, begitupun sebaliknya jika kita berjanji atau membuat nazar, maka kitapun harus komitmen untuk melaksanakan janji kita( Kisah para rasul 18:18).


  1. Halaman Muka.
  2. Kembali ke Halaman Warta Jemaat.
  3. Catatan Seorang Gadis Kecil.

Mengisi Kemerdekaan

"untuk kalangan sendiri"

“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk penghambaan”(Galatia 5:1)

Bangsa Indonesia dijajah Belanda selama tiga setengah abad. Para pejuang kita berjuang mati-matian tanpa mengenal lelah. Begitu banyak pengorbanan baik jiwa maupun harta benda. Dan akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itulah Indonesia menjadi suatu bangsa yang merdeka.

Apa yang dicita-citakan sekian lama tercapai sudah tetapi apakah tugas sudah selesai ? Tentu belum. Karena anak-anak bangsa masih harus mengisi kemerdekaan yang sudah dicapai dengan bekerja untuk membangun nusa dan bangsa.

Demikianlah juga kita harus mengisi kemerdekaan yang sudah kita peroleh di dalam Yesus Kristus. Kita tadinya adalah orang yang terjajah. Kita sudah terjual kepada iblis. Akibat kejatuhan manusia pertama, umat manusia jatuh kedalam dosa dan kita berada dibawah kuasa dosa(Roma 7:14b).

Karena kasih karunia Allah kita diampuni dan ditebus kembali dari kuasa dosa seperti alkitab katakan,

“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:7)

Dengan penebusan itu kita menjadi orang yang merdeka. Kita bukan lagi hamba iblis dan hamba dosa, tetapi kita adalah hamba kristus.

Kemerdekaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, tetapi harus diisi dengan menjaga agar kita tetap berdiri teguh dalam kebenaran firman-Nya. Bagaimana supaya kita bisa tetap berdiri teguh dalam firman-Nya ? Dengan mengingat bahwa kita ditebus bukan dengan barang yang fana melainkan dengan darah kristus, seperti alkitab katakan

“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang fana, bukan pula dengan perak atau emas”(1 Petrus 1:18).

Kita harus berhati-hati dalam setiap langkah agar kita tidak meyia-nyiakan pengorbanan Kristus. Kita diselamatkan hanya karena kasih karunia sama seperti raja saul menjadi raja hanya karena kasih karunia tuhan. Tetapi raja saul tidak bertindak hati-hati sehingga ia ditolak menjadi raja atas bangsa istrael(1 Samuel 15:26).



  1. Halaman Muka.
  2. Kembali ke Halaman Warta Jemaat.
  3. Catatan Seorang Gadis Kecil.

Kisah Baut Kecil

"untuk kalangan sendiri"

Filipi 2:1-11

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; (Filipi 2:3)

Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan,”Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!” Teriakan itu di dengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh isi kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka megingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.

Sayangnya, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja “jatuh”, bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja kita gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan kita akan selalu disorot oleh sang atasan.

Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu resiko yang harus dia hadapi sendiri.tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru,”Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam.

Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga.

  1. Halaman Muka.
  2. Kembali ke Halaman Warta Jemaat.
  3. Catatan Seorang Gadis Kecil.